memang jelas, semakin tua hidup semakin jauh pula jam terbangnya sebagai seorang manusia. tak heran, banyak para filsuf selalu mengunakan pemikir terdahulu sebagai acuan dalam bertindak dan merumuskan hal yang baru.
sederhananya, kemarin dua hari yang lalu, tepatnya 160907, saya baru pulang dari pedalaman Kalimantan dengan membawa misi untuk melakukan penelitian.
hasilnya, masyarakat yang ada di pedalaman Kalimantan untuk urusan pemikiran memang masih tertinggal namun tidak pula jauh tertinggal. ada satu atau dua orang yang ingin berubah, namun kondisi yang tak memungkinkan hingga akhirnya sama saja dengan tahun sebelumnya. melarat dan hidup dengan kesengsaraan.
lalu, untuk urusan kebersamaan dan rasa penghormatan mereka masih menjunjung tinggi meski terkadang di belakang tersebut juga ada pemikiran naif, masif yang tersimpan dalam benak mereka. walau masih kecil namun sudah ada.
di sini, satu yang perlu ditekankan. bahwa perjuangan untuk hidup mereka yang ada di pedalaman tidaklah mudah, tidak lah sesederhana seperti yang dibayangkan. mereka harus berjuang dengan sendirinya untuk mencari penerangan dan kemudahan akses berupa jalur transportasi. hingga akhirnya mereka dapat berkomunikasi dengan dunia luar, mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi di jenjang s1/s0.
namun demikian, mereka juga masih tertingal belum dapat bersaing dengan nyata bersama orang-orang yang ada di luar mereka. taapi yang jelas, secercah harapan untuk membangun peradaban mereka sudah ada, meski tak tau kapan nyatanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar